LATAR BELAKANG
Jumlah
penduduk indonesa pada tahun 2014- 2015
mencapai 254,9 juta jiwa. Meningkatnya
jumlah penduduk di Indonesia akan meningkatkan produksi limbah rumah tangga.
Limbah rumah tangga merupakan bahan-bahan atau sisa dari kegiatan masyarakat
dalam kehidupan sehari-hari. Limbah rumah tangga menjadi masalah yang sangat
sulit diselesaikan berkaitan dengan kurangnya kesadaran mesyarakat akan bahaya
limbah terhadap lingkungan. Limbah rumah tangga yang diproduksi oleh kegiatan
manusia seringkali di buang ke perairan sehingga dapat mengganggu ekosistem
yang ada di perairan tersebut.
Saat
ini limbah rumah tangga bukan menjadi hal yang asing karena di setiap pemukiman
akan menghasilkan limbah rumah tangga. Limbah rumah tangga umumnya berupa
bahan-bahan organik dan bahan anorganik namun juga terdapat bahan-bahan lain
yang berbahaya jika masuk ke perairan. Perairan yang banyak mengandung bahan
organik dan anorganik dapat menyebabkan eutrofikasi atau penyuburan sehingga dapat
terjadi blooming alga tertentu. Umumnya alga yang mengalami blooming adalah
alga yang beracun. Blooming tersebut sering kali menyebabkan kematian massal
pada biota perairan misalnya ikan. Masalah lain yang disebabkan oleh limbah
rumah tangga adalah pencemaran air sehingga kualitas air menjadi menurun.
Akibatnya ketersediaan air bersih berkurang dan sulit untuk mendapatkan air
bersih. Selain itu limbah rumah tangga juga menyebabkan menurunnya estetika
lingkungan akibat bau dan warna yang ditimbulkan oleh bahan-bahan yang larut.
Berbagai
cara telah dilakukan untuk mengurangi dampak limbah tersebut namun mengalami
beberapa kendala. Salah satu kendala yang dialami adalah mahalnya alat atau
instalasi pengolahan limbah sehingga sulit dijangkau oleh masyarakat setempat.
Selain itu, bagi daerah-daerah yang telah menggunakan instalasi pengolahan
limbah seringkali menggunakan bahan-bahan kimia dalam proses pengolahan limbah
limbah tersebut. Beberapa bahan kimia yang sering digunakan adalah Al2(SO4)3,
FeSO4Cl, Fe(so4)3 dan klorin serta penjernih lainnya yang berbahaya bagi tubuh
manusia (Suriawiria,
2006). Hal ini
akan berdampak buruk bagi lingkungan karena bahan kimia yang digunakan dapat
mengganggu ekosistem lingkungan perairan. Oleh karena itu, perlu dikembangkan
suatu metode untuk menanggulangi limbah rumah tangga yang ramah lingkungan
serta murah dan sederhana.
Danau dan sungai
sebagai salah satu sumber air saat ini tidak dapat dipungkiri telah banyak yang
tercemar akibat bahan buangan yang mengandung logam berat, serta banyak di antaranya
mendapat gangguan gulma eceng gondok (Eichornia crassipes). Gulma
merupakan tumbuhan penggangu yang dapat berubah statusnya dalam berbagai
habitat menurut kepentingan manusia. (Soerjani dalam Roekmijati, 1997).
Oleh karena itu
tantangan bagi manusia untuk mengubah eceng gondok yang berstatus sebagai gulma
/penggangu menjadi sumber daya yang berproduktifitas tinggi. (Suriawiria, 2006)
mengatakan bahwa kelompok tanaman amfibius, dintaranya Cyperus papyrus bisa juga digunakan dalam menurunkan kandungan
logam berat, khususnya dalam bentuk Hg, Pb, dan Zn didalam air buangan.
Penelitian lain yang dilakukan oleh (Muhammadong, 2004) menyimpulkan bahwa Cyperus
papyrus mampu menyerap bahan
pencemar Nitrogen sebesar 1.100 kg/hektar/tahun, dan fosfor sebesar 50
kg/hektar/tahun. Manfaat lain dari tumbuhan air ini yakni bisa digunakan sebagai
bahan baku dalam pembuatan kertas dan pulp (Tjitrosoepomo, 1996). Namun tumbuhan Eichornia
crassipes memiliki kemampuan yang cukup besar dibandingkan dengan Cyperus
papyrus.
Pengolahan
air limbah menjadi air bersih dapat dilakukan dengan tiga cara yakni pengolahan
secara fisik, kimia, dan biologi.
Pengolahan yang paling sederhana dan tidak membutuhkan biaya adalah
pengolahan secara biologi, salah satunya dengan menggunakan tumbuhan Eichornia
crassipes.
TUJUAN DAN MANFAAT
Mendeskripsikan
suatu metode pengolahan air limbah rumah tangga yang ramah lingkungan,
efektif, dan dapat dijangkau oleh berbagai lapisan masyarakat. Selain itu,
gagasan ini dapat diaplikasikan di berbagai daerah sehingga limbah rumah tangga
yang masuk ke perairan dapat dikurangi seminimal mungkin. Manfaat yang ingin
dicapai adalah membantu mengurangi kadar limbah tumah tangga yang masuk ke
perairan sehingga tidak mengganggu ekosistem perairan.
GAGASAN
Limbah menjadi masalah yang cukup penting saat ini.
Limbah rumah tangga seringkali dibuang langsung ke dalam perairan sehingga
dapat merusak ekosistem pada perairan tersebut. Oleh sebab itu, perlu dilakukan
beberapa treatment sebelum limbah rumah tangga masuk kedalam perairan. Banyak
cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi kadar limbah rumah tangga namun
terkendala oleh biaya yang mahal. Selain itu, penggunaan bahan kimia dalam
pengolahan air limbah juga menjadi masalah yang baru bagi perairan sehingga
tidak disarankan untuk menggunakan bahan kimia dalam pengolahan limbah rumah
tangga. Oleh sebab itu, perlu suatu metode pengolahan limbah yang ramah
lingkungan, efektif dan murah.
Penulis menawarkan
suatu metode baru untuk mengolah limbah yang ramah lingkungan yaitu dengan
metode biology irigation. Metode ini
merupakan metode pengolahan limbah rumah tangga dengan metode irigasi yang
diberi tanaman air dengan model irigasi yang dibuat sedemikian rupa sehingga
waktu resisten air dalam irigasi tersebut lebih lama. Hal ini bertujuan agar
penyerapan limbah oleh tanaman air tersebut menjadi efisien.
Tanaman yang
digunakan untuk mengurangi limbah domestik adalah eceng gondok Eichornia
crassipes, tanaman eceng gondok
memiliki selulosa mencapai 76,63% yang dapat dimanfaatkan sebagai penyerap
bahan-bahan tertentu. Selulosa sendiri merupakan polimer sederhana yang terdiri
dari 300 sampai 15000 D glukosa membentuk ikatan kimia yang memiliki permukaan
rantai selulosa membentuk lapisan berpori. Material padatan berpori inilah yang
menyerap bahan-bahan disekelilingnya (Lowel, 1991) sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai material penyerap bahan berbahaya bagi lingkungan. Berikut ini adalah
struktur selulosa:
Kelebihan eceng
gondok dalam mengurangi polutan diantaranya mampu menjernihkan air limbah
secara biofiltrasi, tidak hanya itu
kemampuan lainnya adalah mampu menyerap logam-logam berat seperti Pb, Cd, Hg,
Zn, Fe, Mn, Cu, Ni, Au, Co dan Sr. Sedangkan pada senyawa organik, eceng gondok
mampu mengadsorpsi senyawa organik dan kandungan lain. Penggunaan sebagai
penyerap nutrisi, eceng gondok ikut berperan dalam eutrofikasi di perairan
karena dapat mengabsorpsi nitrogen dan fosfor sehingga kemampuan mereduksi eutrofikasi
lebih maksimal.
Berdasarkan hasil
kajian terhadap perubahan kualitas air irigasi eceng gondok mengatakan bahwa
eceng gondok mampu tumbuh dengan baik dan menyerap zat organik non biodegradable
yang terkandung dalam air limbah domestik dengan kadar kebutuhan oksigen kimia (COD) kurang lebih 400 mg COD/L dengan syarat
dipenuhinya unsur unsur hara yang dibutuhkan dan tingkat keasaman diatur
maksimum pada pH kurang lebih 8. Selanjutnya (Nugraheni, 2002) menjelaskan
tingginya daya serap eceng gondok terhadap unsur Cd, Hg, dan Ni. Kemampuan
penyerapan Na sebesar 9,8% dari 228,6 mg/L Na
dan Cl 19,3% dari 628,1 mg/L Cl. Penelitian lain yang dilakukan oleh (Hasim,
2003) mengatakan bahwa eceng gondok mampu menurunkan kadar besi (Fe).
Metode yang digunakan pada pengolahan limbah domestik
dengan memanfaatkan tanaman eceng gondok di saluran irigasi dapat dilakukan
dengan menjalankan langkah-langkah berikut:
1. Persiapan
irigasi
Pada proses ini, pertama kali akan
digunakan sebuah bak dengan kedalaman 20 m dengan luasan 6 m x 6 m. Adapun
proses pengerjaan limbah yang keluar dari pipa saluran rumah tangga akan diarahkan
ke bak penyaringan limbah yang pertama. Bak ini berfungsi sebagai tempat
penyaringan limbah-limbah baik cair maupun berupa partikel-partikel kecil, kemudian
bak ini akan disalurkan lagi menuju bak penyaringan yang kedua melalui pipa
yang ada pada bagian ujungnya yang telah dibungkus dengan kain kasa sehingga
partikel-partikel kecil tidak masuk ke bak penyaringan kedua.
2. Setelah
air melewati bak penyaringan yang pertama maka akan dilanjutkan menuju bak
kedua dengan luas 10 m x 20 m. Pada bak penyaringan yang kedua ini akan diberi
sekat-sekat yang berfungsi supaya limba yang mengalir pada bak penampungan yang
kedua ini akan berjalan lebih lambat sehingga limbah tersebut dapat terserap
maksimal oleh tanaman eceng gondok yang ada pada seyiap sekatnya.
1. Pengukuran
sampel air limbah domestik
Pengukuran dilakukan secara spasial (ruang)
yang berbeda, sampel air yang diambil pada dua tempat berbeda. Titik sampel
pertama diambil pada bak penampungan. Titik kedua diambil pada bak penyaringan
sebelum limbah dibuang ke irigasi umum, kemudian dilakukan pengujian kualitas
airnya. Semakin panjang ke irigasi rumah tangga dan waktu retensi maka penyerapan
limbah dan penyaringan biofiltration
oleh eceng gondok akan mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
2. Pemanenan
eceng gondok
Eceng gondok yang berukuran relatif
besar dapat langsung diangkat, pemanenan sebaiknya dilakukan secara rutin.
Peremajaan eceng gondok mampu memaksimalkan penyerapan limbah. Eceng gondok
yang berumur lebih muda mampu menyerap limbah lebih baik.
3. Pengolahan
eceng gondok
Eceng gondok yang telah dipanen dapat
dijadikan berbagai jenis produk yng bernilai ekonomis seperti kompos, karena
eceng gondok mengandung kalium dan nutrisi yang tinggi. Kadar serat yang
tinggi, akar batang dari eceng gondok dapat dimanfaatkan untuk bahan baku
kerajinan seperti : keranjang, keset buatan tangan, tali dan sebagainya.
4. Distribusi
kerajinan tangan
Hasil kerajinan tangan dan produk
olahan eceng gondok dapat langsung dipasarkan atau dikumpulkan pada pusat
kerajinan tangan. Sementara produk olahan pupuk kompos juga dapat dimanfaatkan
secara mandiri. Sehingga diharapkan dengan kegiatan ini mampu memberi peluang kerja bagi masyarakat dan memberi
lapangan kerja yang baru. Namun yang terpenting adalah mampu meningkatkan
kepeduliam masyarakat akan pentingnya lingkungan yang baik.
5. Masukan
kepada pemerintah
Adanya peran pemerintah dalam
distribusi bahan kerajinan ke berbagai instansi (Kementrian Lingkungan Hidup,
Kehutanan, Kelautan dan Perikanan) dan upaya pemerintah untuk mendukung program
pengendalian limbah perairan dan meningkatkan keterampilan masyarakat.
KESIMPULAN
Salah
satu upaya untuk mengurangi kadar limbah rumah tangga dengan sistem pengolahan
limbah secara biologi yaitu biology irigation. Yaitu megatasi Limbah domestik
dengan eceng gondok Eichornia crassipe, metode yang
digunakan sedrhana, murah dan ramah lingkungan. Dengan demikian diharapkan
adanya peningkatan kualitas air dari sumber limbah domestik setelah melewati
sluran irigasi sehingga saat air terkumpul ke perairan umum seperti sungai
tidak merusak ekosistem perairan.
Hasil olahan eceng
gondok Eichornia crassipe
sandal
tas
sofa
DAFTAR PUSTAKA
Hasim. 2003. Eceng Gongok
Pembersih Polutan Logam Berat. Kompas Dalam kolom Inspirasi. Jakarta
Lowel. 1991. Powder
Surface and Porosity. 3 edition. London.
Muhammadong. 2004. Kajian
Variasi Waktu Penggunaan Eceng Gondok dan Kangkung Air Terhadap Penurunan Kadar
Seng (Zn) dan Krom (Cr) Air Limbah Industri (Diakses tanggal 12 Oktober 2016)
Roekmijati. 1997. Kesetimbangan
Antar Pertumbuhan dan Panenan Dalam
Rangka Pemanfaatan Eceng gondok. Lingkungan Pembangunan. Hal.116-132.
Suriawiria. 2006. Air
Dalam Kehidupan dan Lingkungan Yang Sehat. Alumni. Bandung.
Tjitrosoepomo G.
1996. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.
Cet.Kelima. Yogyakarta.
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
BalasHapusSalam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
Other Chemical
RO Chemical